BAHAN AJAR
PEMBUATAN STARTER BOKASHI
DIKLAT TEKNIK PEMBUATAN BOKASHI
Oleh:
Tim Widyaiswara BDK
Kadipaten
BALAI DIKLAT KEHUTANAN KADIPATEN
NOVEMBER 2011
PEMBUATAN STARTER BOKASHI
A. Starter
Bokashi
Starter bokashi yaitu suatu bahan yang digunakan untuk
membantu mempercepat proses fermentasi dalam pembuatan bokashi. Starter juga
biasa disebut dengan inokulan atau aktivator. Campuran mikroorganisme yang
digunakan untuk mempercepat fermentasi dikenal sebagai effective microorganisms (EM). Penggunaan EM tidak hanya
mempercepat proses fermentasi tetapi juga menekan bau yang biasanya muncul pada
proses penguraian bahan organik. Dengan
teknologi EM ini, yang semula pembuatan pupuk organik memerlukan waktu 3-4
bulan, dapat dibuat dalam waktu 7-14 hari saja.
Selain menggunakan EM, hasil dari bokashi yang sudah jadi
juga dapat digunakan sebagai starter dengan cara dicampurkan dengan bahan yang
akan dibuat menjadi bokashi. Bokashi yang dibuat dengan starter bokashi yang
sudah jadi ini disebut dengan bokashi expres. Proses fermentasi menggunakan
starter ini hanya memerlukan waktu 24 jam.
B. Teknologi
Effective Microorganisms (EM)
Teknologi EM adalah teknologi fermentasi yang
dikembangkan pertama kali oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Unversity of The
Ryukyus, Okinawa Jepang sejak tahun 1980. Teknologi EM merupakan kultur
campuran mikroorganisme yang mengandung bakteri fotosintetik, actinomycetes, ragi, jamur fermentasi,
dan Lactobacillus sp. (bakteri
penghasil asam laktat) yang dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan
keragaman mikroba tanah. Ini akan dapat memperbaiki kesehatan dan kualitas
tanah, dan pada gilirannya juga akan memperbaiki pertumbuhan, jumlah dan mutu
produksi tanaman. Fungsi
dan kegiatan setiap jenis bakteri tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Bakteri
fotosintetik (bakteri fototrofik)
Bakteri fotosintetik adalah mikroorganisme
yang mandiri dan swasembada. Bakteri ini membentuk zat-zat yang bermanfaat dari
sekresi akar-akar tumbuhan, bahan organik dan atau gas-gas berbahaya (misalnya hydrogen
sulfide), dengan menggunakan sinar matahari dan panas bumi sebagai sumber
energi. Zat-zat bermanfaat tersebut meliputi asam amino, asam nukleik, zat-zat
bioaktif dan gula, yang kesemuanya mempercepat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Hasil-hasil metabolisme tersebut dapat diserap langsung oleh tanaman
dan sebagai substrat bagi bakteri yang terus bertambah.
2.
Bakteri
asam laktat (Lactobacillus sp.)
Bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat
dari gula, sedangkan bakteri fotosintetik dan ragi menghasilkan karbohidrat
lainnya. Asam laktat dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan
dan meningkatkan percepatan perombakan bahan-bahan organik. Selain itu, asam
laktat dapat menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan selulose,
serta memfermentasikannya tanpa menimbulkan pengaruh-pengaruh yang merugikan
yang diakibatkan oleh bahan-bahan organik yang tidak terurai. Bakteri asam
laktat mempunyai kemampuan untuk menekan pertumbuhan Fusarium, suatu mikroorganisme yang merugikan, yang menimbulkan
penyakit pada lahan-lahan yang terus ditanami. Biasanya
pertambahan jumlah populasi Fusarium akan melemahkan kondisi tanaman,
yang akan meningkatkan serangan berbagai penyakit dan juga mengakibatkan
bertambahnya secara tiba-tiba jumlah cacing yang merugikan. Namun dengan adanya
bakteri asam laktat, cacing-cacing tersebut secara berangsur akan hilang,
karena bakteri asam laktat menekan perkembangbiakan dan berfungsinya Fusarium.
3.
Ragi (Yeast)
Ragi membentuk zat-zat yang anti bakteri
(zat-zat bioaktif) seperti hormon dan enzim dariasam-asam amino dan gula yang
dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik, bahan organik dan akar-akar tanaman yang
bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Zat-zat bioaktif seperti hormon dan enzim
yang dihasilkan oleh ragi meningkatkan jumlah sel aktif dan perkembangan akar.
Sekresi ragi adalah substrat yang baik untuk mikroorganisme efektif seperti
bakteri asam laktat dan actinomycetes.
4.
Actinomycetes
Actinomycetes, yang strukturnya merupakan bentuk antara
bakteri dan jamur, menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino yang
dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Zat-zat anti mikroba
ini menekan pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan. Actinomycetes
dapat hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik. Dengan demikian, kedua
spesis ini sama-sama meningkatkan mutu lingkungan tanah, dengan meningkatkan
aktivitas anti mikroba tanah.
5.
Jamur
Fermentasi (Streptomyces sp.)
Jamur fermentasi (peragian) seperti Aspergilus
dan Penicillium menguraikan bahan organik secara cepat untuk
menghasilkan alkohol, ester dan zat-zat anti mikroba. Zat-zat tersebut akan
menghilangkan bau dan bersifat racun terhadap hama dan serangga, sehingga
mencegah tanaman dari serbuan serangga dan ulat-ulat yang merugikan. Akar-akar
tanaman mengeluarkan zat-zat seperti karbohidrat, asam amino dan asam organik
serta enzim-enzim. Bakteri dari TEM memanfaatkan zat sekresi tersebut untuk
tumbuh. Selama proses ini mereka juga mengeluarkan dan memberikan asam amino
dan asam nukleik serta berbagai vitamin dan hormon pada tanaman. Oleh sebab
itu, tanaman akan tumbuh dengan baik sekali dalam tanah-tanah yang didominasi
oleh bakteri TEM.
Gambar Kemasan EM 4
Hasil kinerja EM di dalam tanah akan menghasilkan senyawa
organik berupa zat bioaktif, asam nukleat, asam amino, gula, asam laktat, zat
antimikroba, zat bioaktif (hormon dan enzim), alkohol dan ester. Adapun manfaat
dari masing-masing senyawa organik tersebut yaitu:
1.
Zat
bioaktif
-
Merangsang
pertumbuhan tanaman
2.
Asam
nukleat, asam amino dan gula
-
Dapat
diserap langsung oleh perakaran untuk metabolism di dalam jaringan tanaman
3.
Asam
laktat
-
Menekan
pertumbuhan patogen
-
Mempercepat
perombakan bahan organik
-
Menghancurkan
bahan organik yang lebih keras, seperti lignin dan selulosa
4.
Zat
antimikroba
-
Menekan
pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman
5.
Zat
bioaktif (hormon dan enzim)
-
Meningkatkan
jumlah sel aktif dan perkembangan akar
-
Sekresinya
substrat yang baik bagi perkembangan bakteri asam laktat dan actinomycetes
6.
Alkohol
dan ester
-
Menekan
bau busuk akibat perombakan organik
-
Mencegah
serbuan lalat, serangga dan ulat yang merugikan
Selain untuk pembuatan bokashi, saat ini teknologi EM
telah digunakan di berbagai bidang, di antaranya:
1. Peternakan : pakan fermentasi, pakan
daur ulang, jamu ternak
2. Perikanan : bokashi pupuk dasar
tambak, pakan fermentasi, EM pencampur pakan
3. Lingkungan : sanitasi lingkungan
(pantai, danau, sungai dll), pengolahan limbah (kota, pasar,, rumah tangga)
4. Kesehatan : fermentasi tanaman obat,
bahan pangan bebas kimia, gelang keramik, tongkat pijat EM keramik
5. Industri : pakaian, perabot rumah
tangga, industry listrik, telekomunikasi
C. Pembuatan
Starter Bokashi
Starter yang berupa EM, terlebih dahulu harus diaktifkan
agar EM bekerja lebih efektif. Berikut bahan dan alat serta tahapan cara
mengaktifkan EM.
Bahan
dan alat yang diperlukan:
a. EM 4
b. Molase/ gula pasir (merah)
c. Air
d. Dirigen 20 liter
e. Saringan
Dalam proses
mengaktifkan EM, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya
adalah air yang digunakan untuk membuat EM aktif. Air yang dapat digunakan
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Air sumur
b. Air yang terbebas dari residu kimia
c. Bebas dari pencemaran
d. Air yang bersih
Adapun untuk
molase, gunakan molase yang berkualitas. Kualitas antar pabrik gua bisa
berbeda. Semakin baru semakin bagus (maksimum 1 tahun sejak dikeluarkan dar
pabrik). Berat jenis molase 1,35 (1 L = 1,35 kg). Sebaiknya molase disimpan dalam
tangki yang bersih dan tertutup rapat. Sebelum digunakan, bersihkan kotoran
yang tercampur dalam molase dengan cara disaring.
Tahapan pembuatan EM aktif
Cara 1:
a. Siapkan bahan dengan perbandingan
jumlah sebagai berikut:
EM :
Molase/gula : Air
5% :
5% : 90%
1 L :
1 L : 18 L
b. Campurkan bahan-bahan tersebut
Gambar Pencampuran
Bahan
c. Masukkan ke dalam dirigen dan tutup
dengan rapat. Diamkan selama 5 – 10 hari (proses fermentasi). Setiap hari bukalah
tutup dirigen untuk mengeluarkan gas.
d. Setelah 5 – 10 hari EM aktif sudah
dapat digunakan apabila sudah tercium bau asam manis
Gambar Penyimpanan
selama Proses Fermentasi
Hasil EM aktif ini masih bisa
diperbanyak lagi dengan cara mencampurkan kembali dengan molase/gula dan air
dengan perbandingan sebagai berikut:
EM aktif : Molase/gula : Air
1
L : 1 L : 18 L
Hasil pencampuran ini langsung dapat
digunakan untuk pupuk tanpa harus memfermentasikan kembali selama 7 hari.
Cara
2:
a. Siapkan bahan dengan perbandingan
jumlah sebagai berikut:
EM :
Molase/gula : Air
1 L :
1 L : 98 L
b. Campurkan bahan-bahan tersebut
c. Masukkan ke dalam dirigen dan tutup
dengan rapat. Diamkan selama 5 – 10 hari (proses fermentasi). Setiap hari
bukalah tutup dirigen untuk mengeluarkan gas.
d. Setelah 5 – 10 hari EM aktif sudah
dapat digunakan apabila sudah tercium bau asam manis
Hasil EM aktif ini tidak bisa
diperbanyak sebagaimana cara 1.
Agar kualitas
EM aktif terjaga, maka penyimpanan EM aktif perlu dilakukan di tempat yang
gelap dan sejuk. Tempat yang baik untuk menyimpan EM aktif yaitu:
a. Tangki plastik atau tangki stainless
stell
b. Tangki bersih
c. Tangki yang dapat mempertahankan
kondisi anaerob
Kondisi tangki penyimpanan yang harus
dihindari yaitu:
a. Bekas tempat oli atau bahan kimia
b. Tangki kotor
c. Tangki logam yang berkarat
EM perlu
diaktifkan terlebih dahulu untuk meningkatkan aktivitasnya. Akan tetapi,
aktivitas EM setelah aktif ada batasnya. Penggunaan EM aktif sebaiknya dalam
jangka 1 bulah setelah proses pengaktifan, karena setelah 1 bulan aktivitasnya
menurun drastis. Berikut grafik aktivitas EM setelah diaktifkan:
Gambar Aktivitas EM
Adapun pembuatan starter dari hasil bokashi yaitu dengan
cara membuat bokashi terlebih dahulu. Berikut skema pembuatan 1 ton Bokashi:
Gambar Skema Pembuatan Bokashi
Beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk membuat EM 4 sendiri dengan bahan baku yang murah,
antara lain:
- Sampah sayuran, terutama
kacang-kacangan
- Kulit buah-buahan (pisang, papaya,
rambutan, mangga dll)
- Bekatul/ dedak secukupnya
- Gula merah, sedikit
- Air beras, secukupnya
- Sebagai sumber bakteri dapat
menggunakan isi usus kambing/ayam, tuak dari nira atau bokashi yang sudah jadi
- Untuk mengurangi aroma tidak sedap
dapat ditambahkan kulit nanas
Pembuatan EM 4
a. Masukkan sampah sayuran dan kulit
buah-buahan yang sudah dipotong kecil-kecil ke dalam wadah berupa kotak atau ember
yang memiliki saluran pembuangan.
b. Tambahkan isi usus/ tuak/ bokashi
beserta dedak, gula merah dan air beras.
c. Tutup rapat dan diamkan selama 1 – 4
minggu. Hasil terbaik diperoleh setelah 4 minggu. Penambahan bahan-bahan EM 4
dapat terus dilakukan setiap minggu.
d. Cairan EM 4 yang mengalir lewat
saluran pembuangan ditampung dalam ember. EM 4 yang dihasilkan ini dapat
ertahan hingga 6 bulan.
Gambar Wadah
dengan Saluran Pembuangan
Cara lain apabila
EM 4 tidak tersedia, maka dapat membuat
pengganti berupa bio starter. Cara pembuatannya yaitu sebagai berikut:
Bahan
– bahan :
- 1
gelas air leri (sisa air cucian beras)
- 1
gelas air kelapa
- ½
ons gula
- 1/3
gelas gereh (ikan asin)
- 1/3
gelas abu dapur (sisa pembakaran kayu bakar)
- 30
cm ares pohon pisang
Cara
Pembuatan :
Semua
bahan – bahan diatas dicampur jadi satu. Kemudian diletakkan ditempat yang
tertutup tidak ada udara ( mis : botol tertutup ) dan didiamkan selama 10 hari.
Setelah 10 hari saringlah campuran bahan – bahan tadi.
Dosis
:
- 1
gelas biostarter dicampur dengan 10 liter air.
artikelnya sangat bermanfaat, informasi yang disampaikan sangat jelas dan mudah di pahami. kebutulan kami pun membahas starter bakteri dan menjual produk Strater Bakteri. kunjungin web kami disini
BalasHapusSANGAT BERANFAAT. TERIMAKASIH ATAS ARTIKELNYA
BalasHapus