TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
SELAMAT DATANG DI FIA@NET

Sabtu, 13 Juli 2013

Apa Pekerjaan yang Terbaik?

Apa Pekerjaan yang Terbaik?

pekerjaan_terbaikManakah pekerjaan terbaik bagi seorang muslim? Apakah berdagang lebih utama dari lainnya? Ataukah pekerjaan terbaik tergantung dari keadaan tiap individu?
Ada yang pernah bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَىُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ  عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ
"Wahai Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang paling baik?" Beliau bersabda, "Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi)." (HR. Ahmad 4: 141, hasan lighoirihi)
Pekerjaan yang Thoyyib
Kasb yang dimaksud dalam hadits di atas adalah usaha atau pekerjaan mencari rizki. Asy Syaibani mengatakan bahwa kasb adalah mencari harta dengan menempuh sebab yang halal. Sedangkan kasb thoyyib, maksudnya adalah usaha yang berkah atau halal. Sehingga pertanyaan dalam hadits di atas dimaksudkan ‘manakah pekerjaan yang paling diberkahi?
Kita dapat mengambil pelajaran penting bahwa para sahabat tidak bertanya manakah pekerjaan yang paling banyak penghasilannya. Namun yang mereka tanya adalah manakah yang paling thoyyib (diberkahi). Sehingga dari sini kita dapat tahu bahwa tujuan dalam mencari rizki adalah mencari yang paling berkah, bukan mencari manakah yang menghasilkan paling banyak. Karena penghasilan yang banyak belum tentu barokah. Demikian penjelasan berharga dari Syaikh ‘Abdullah bin Sholih Al Fauzan dalam Minhatul ‘Allam, 6: 10.
Pekerjaan dengan Tangan Sendiri
Ada dua mata pencaharian yang dikatakan paling diberkahi dalam hadits di atas. Yang pertama adalah pekerjaan dengan tangan sendiri. Hal ini dikuatkan pula dalam hadits yang lain,
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ - عَلَيْهِ السَّلاَمُ - كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
Tidaklah seseorang memakan suatu makanan yang lebih baik dari makanan yang ia makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri. Karena Nabi Daud ‘alaihis salam dahulu bekerja pula dengan hasil kerja keras tangannya.” (HR. Bukhari no. 2072). Bahkan sebagaimana disebutkan dalam hadits ini, mencari kerja dengan tangan sendiri sudah dicontohkan oleh para nabi seperti Nabi Daud ‘alaihis salam.
Contoh pekerjaan dengan tangan adalah bercocok tanam, kerajinan, mengolah kayu, pandai besi, dan menulis. Demikian disebutkan dalam Minhatul ‘Allam karya Syaikh ‘Abdullah bin Sholih Al Fauzan, 6: 9.
Jual Beli yang Mabrur
Mata pencaharian kedua yang terbaik adalah jual beli yang mabrur. Kata Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan, jual beli yang mabrur adalah jual beli yang memenuhi syarat dan rukun jual beli, terlepas dari jual beli yang bermasalah, dibangun di atas kejujuran, serta menghindarkan diri dari penipuan dan pengelabuan. Lihat Minhatul ‘Allam Syarh Bulughil Maram, 6: 9.
Mana Saja Jual Beli yang Mabrur?
Sebagaimana dijelaskan di atas, jual beli mabrur adalah jika memenuhi syarat dan rukun jual beli. Apa saja syarat yang mesti diperhatikan? Di antaranya adalah: 1- ridho antara penjual dan pembeli, 2- barang yang dijual mubah pemanfaatannya (bukan barang haram), 3- uang dan barang bisa diserahterimakan, 4- tidak ada ghoror (ketidakjelasan).
Adapun jual beli yang bermasalah adalah: 1- jual beli yang mengandung ghoror seperti jual beli dengan sistem ijon, 2- jual beli yang mengandung riba, 3- jual beli yang mengandungdhoror (bahaya) pada pihak lain seperti menimbun barang, 4- jual beli yang mengandung pengelabuan, 5- jual beli yang terlarang karena sebab lain seperti jual beli pada shalat jum’at, jual beli di lingkungan masjid dan jual beli barang yang digunakan untuk tujuan haram. Jual beli yang mabrur berarti harus meninggalkan jual beli yang bermasalah ini.
Perintah Giat Bekerja
Hadits yang kita kaji juga menunjukkan agar kita semangat dalam mencari nafkah dan bekerja dengan menempuh jalan yang halal. Perintah ini juga disebutkan dalam firman Allah,
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al Mulk: 15). Bahkan giat bekerja dalam rangka mencari nafkah adalah jalan yang ditempuh para nabi ‘alaihimush sholaatu was salaam. Sebagaimana disebutkan bahwa Nabi Daud mendapatkan penghasilan dari hasil keringat tangannya sendiri. Sedangkan Nabi Zakariya ‘alaihis salam bekerja sebagai tukang kayu. Nabi kitashallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah menjadi pengembala kambing, bahkan pernah menjadi pedagang dengan menjualkan barang milik Khodijah radhiyallahu ‘anha.
Lantas Manakah Pekerjaan yang Terbaik?
Para ulama berselisih pendapat dalam hal ini. Imam Al Mawardi, salah seorang ulama besar Syafi’i berpendapat bahwa yang paling diberkahi adalah bercocok tanam karena tawakkalnya lebih tinggi. Ulama Syafi’iyah lainnya yaitu Imam Nawawi berpendapat bahwa yang paling diberkahi adalah pekerjaan dengan tangan, dan bercocok tanam yang lebih baik dengan tiga alasan, yaitu termasuk pekerjaan dengan tangan, tawakkal seorang petani itu tinggi dan kemanfaatannya untuk orang banyak, termasuk pula manfaat untuk binatang dan burung.
Menurut penulis Taudhihul Ahkam, Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Ali Bassam, pekerjaan terbaik adalah disesuaikan pada keadaan setiap orang. Yang terpenting adalah setiap pekerjaan haruslah berisi kebaikan dan tidak ada penipuan serta menjalani kewajiban yang mesti diperhatikan ketika bekerja.
Kita dapat berdalil dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat untukmu dan meminta tolonglah pada Allah, serta janganlah engkau malas” (HR. Muslim no. 2664). Dan ditambah lagi pekerjaan terbaik adalah yang banyak memberikan kemanfaatan untuk orang banyak.
Moga Allah memberi keberkahan pada usaha kita dalam mencari nafkah dan bekerja keras.Hanya Allah yang memberi taufik.

Makan dan Minum dalam Keadaan Lupa Saat Puasa

Makan dan Minum dalam Keadaan Lupa Saat Puasa

  •  
makan_puasaJika seseorang makan dan minum dengan sengaja di siang hari, maka puasanya jelas tidak sah. Namun jika dalam keadaan lupa, maka itu dimaafkan atau diberi uzur.
Ibnu Hajar Al Asqolani menyebutkan dalam Bulughul Marom no. 669 dan 670 hadits berikut ini,
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - - مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ, فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ, فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ, فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اَللَّهُ وَسَقَاهُ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
وَلِلْحَاكِمِ: - مَنْ أَفْطَرَ فِي رَمَضَانَ نَاسِيًا فَلَا قَضَاءَ عَلَيْهِ وَلَا كَفَّارَةَ - وَهُوَ صَحِيحٌ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallambersabda, "Barangsiapa yang lupa sedang ia dalam keadaan puasa lalu ia makan atau minum, maka hendaklah ia sempurnakan puasanya karena kala itu Allah yang memberi ia makan dan minum." (Muttafaqun 'alaih. HR. Bukhari no. 1933 dan Muslim no. 1155).
Dalam riwayat Hakim disebutkan, "Barangsiapa yang berbuka di bulan Ramadhan dalam keadaan lupa, maka tidak ada qodho baginya dan juga tidak ada kafaroh." Hadits ini shahihkata Ibnu Hajar.
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Hadits tersebut menunjukkan bahwa siapa yang makan atau minum sedang dalam keadaan lupa, puasanya sah dan tidak mendapat dosa karena ia tidak bermaksud untuk melakukannya.
2- Makan dan minum dalam keadaan lupa adalah rezeki yang Allah beri. Oleh karena itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyandarkannya pada Allah bahwa Dia yang memberi makan dan minum.
3- Orang yang makan dan minum dalam keadaan lupa saat puasa, tidak ada qodho' atas puasanya dan ia boleh menyempurnakan puasanya.

cara membuat starter bokasi


BAHAN AJAR
PEMBUATAN STARTER BOKASHI
DIKLAT TEKNIK PEMBUATAN BOKASHI









Oleh:
Tim Widyaiswara BDK Kadipaten




BALAI DIKLAT KEHUTANAN KADIPATEN
NOVEMBER 2011


PEMBUATAN STARTER BOKASHI

A.   Starter Bokashi
Starter bokashi yaitu suatu bahan yang digunakan untuk membantu mempercepat proses fermentasi dalam pembuatan bokashi. Starter juga biasa disebut dengan inokulan atau aktivator. Campuran mikroorganisme yang digunakan untuk mempercepat fermentasi dikenal sebagai effective microorganisms (EM). Penggunaan EM tidak hanya mempercepat proses fermentasi tetapi juga menekan bau yang biasanya muncul pada proses penguraian bahan organik. Dengan teknologi EM ini, yang semula pembuatan pupuk organik memerlukan waktu 3-4 bulan, dapat dibuat dalam waktu 7-14 hari saja.
Selain menggunakan EM, hasil dari bokashi yang sudah jadi juga dapat digunakan sebagai starter dengan cara dicampurkan dengan bahan yang akan dibuat menjadi bokashi. Bokashi yang dibuat dengan starter bokashi yang sudah jadi ini disebut dengan bokashi expres. Proses fermentasi menggunakan starter ini hanya memerlukan waktu 24 jam.

B.   Teknologi Effective Microorganisms (EM)
Teknologi EM adalah teknologi fermentasi yang dikembangkan pertama kali oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Unversity of The Ryukyus, Okinawa Jepang sejak tahun 1980. Teknologi EM merupakan kultur campuran mikroorganisme yang mengandung bakteri fotosintetik, actinomycetes, ragi, jamur fermentasi, dan Lactobacillus sp. (bakteri penghasil asam laktat) yang dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikroba tanah. Ini akan dapat memperbaiki kesehatan dan kualitas tanah, dan pada gilirannya juga akan memperbaiki pertumbuhan, jumlah dan mutu produksi tanaman. Fungsi dan kegiatan setiap jenis bakteri tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Bakteri fotosintetik (bakteri fototrofik)
Bakteri fotosintetik adalah mikroorganisme yang mandiri dan swasembada. Bakteri ini membentuk zat-zat yang bermanfaat dari sekresi akar-akar tumbuhan, bahan organik dan atau gas-gas berbahaya (misalnya hydrogen sulfide), dengan menggunakan sinar matahari dan panas bumi sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat tersebut meliputi asam amino, asam nukleik, zat-zat bioaktif dan gula, yang kesemuanya mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hasil-hasil metabolisme tersebut dapat diserap langsung oleh tanaman dan sebagai substrat bagi bakteri yang terus bertambah.

2.    Bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.)
Bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat dari gula, sedangkan bakteri fotosintetik dan ragi menghasilkan karbohidrat lainnya. Asam laktat dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan dan meningkatkan percepatan perombakan bahan-bahan organik. Selain itu, asam laktat dapat menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan selulose, serta memfermentasikannya tanpa menimbulkan pengaruh-pengaruh yang merugikan yang diakibatkan oleh bahan-bahan organik yang tidak terurai. Bakteri asam laktat mempunyai kemampuan untuk menekan pertumbuhan Fusarium, suatu mikroorganisme yang merugikan, yang menimbulkan penyakit pada lahan-lahan yang terus ditanami. Biasanya pertambahan jumlah populasi Fusarium akan melemahkan kondisi tanaman, yang akan meningkatkan serangan berbagai penyakit dan juga mengakibatkan bertambahnya secara tiba-tiba jumlah cacing yang merugikan. Namun dengan adanya bakteri asam laktat, cacing-cacing tersebut secara berangsur akan hilang, karena bakteri asam laktat menekan perkembangbiakan dan berfungsinya Fusarium.

3.    Ragi (Yeast)
Ragi membentuk zat-zat yang anti bakteri (zat-zat bioaktif) seperti hormon dan enzim dariasam-asam amino dan gula yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik, bahan organik dan akar-akar tanaman yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Zat-zat bioaktif seperti hormon dan enzim yang dihasilkan oleh ragi meningkatkan jumlah sel aktif dan perkembangan akar. Sekresi ragi adalah substrat yang baik untuk mikroorganisme efektif seperti bakteri asam laktat dan actinomycetes.

4.    Actinomycetes
Actinomycetes, yang strukturnya merupakan bentuk antara bakteri dan jamur, menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Zat-zat anti mikroba ini menekan pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan. Actinomycetes dapat hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik. Dengan demikian, kedua spesis ini sama-sama meningkatkan mutu lingkungan tanah, dengan meningkatkan aktivitas anti mikroba tanah.

5.    Jamur Fermentasi (Streptomyces sp.)
Jamur fermentasi (peragian) seperti Aspergilus dan Penicillium menguraikan bahan organik secara cepat untuk menghasilkan alkohol, ester dan zat-zat anti mikroba. Zat-zat tersebut akan menghilangkan bau dan bersifat racun terhadap hama dan serangga, sehingga mencegah tanaman dari serbuan serangga dan ulat-ulat yang merugikan. Akar-akar tanaman mengeluarkan zat-zat seperti karbohidrat, asam amino dan asam organik serta enzim-enzim. Bakteri dari TEM memanfaatkan zat sekresi tersebut untuk tumbuh. Selama proses ini mereka juga mengeluarkan dan memberikan asam amino dan asam nukleik serta berbagai vitamin dan hormon pada tanaman. Oleh sebab itu, tanaman akan tumbuh dengan baik sekali dalam tanah-tanah yang didominasi oleh bakteri TEM.









Gambar Kemasan EM 4

Hasil kinerja EM di dalam tanah akan menghasilkan senyawa organik berupa zat bioaktif, asam nukleat, asam amino, gula, asam laktat, zat antimikroba, zat bioaktif (hormon dan enzim), alkohol dan ester. Adapun manfaat dari masing-masing senyawa organik tersebut yaitu:
1.    Zat bioaktif
-       Merangsang pertumbuhan tanaman
2.    Asam nukleat, asam amino dan gula
-       Dapat diserap langsung oleh perakaran untuk metabolism di dalam jaringan tanaman
3.    Asam laktat
-       Menekan pertumbuhan patogen
-       Mempercepat perombakan bahan organik
-       Menghancurkan bahan organik yang lebih keras, seperti lignin dan selulosa
4.    Zat antimikroba
-       Menekan pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman



5.    Zat bioaktif (hormon dan enzim)
-       Meningkatkan jumlah sel aktif dan perkembangan akar
-       Sekresinya substrat yang baik bagi perkembangan bakteri asam laktat dan actinomycetes
6.    Alkohol dan ester
-       Menekan bau busuk akibat perombakan organik
-       Mencegah serbuan lalat, serangga dan ulat yang merugikan

Selain untuk pembuatan bokashi, saat ini teknologi EM telah digunakan di berbagai bidang, di antaranya:
1.    Peternakan : pakan fermentasi, pakan daur ulang, jamu ternak
2.    Perikanan : bokashi pupuk dasar tambak, pakan fermentasi, EM pencampur pakan
3.    Lingkungan : sanitasi lingkungan (pantai, danau, sungai dll), pengolahan limbah (kota, pasar,, rumah tangga)
4.    Kesehatan : fermentasi tanaman obat, bahan pangan bebas kimia, gelang keramik, tongkat pijat EM keramik
5.    Industri : pakaian, perabot rumah tangga, industry listrik, telekomunikasi

C.   Pembuatan Starter Bokashi
Starter yang berupa EM, terlebih dahulu harus diaktifkan agar EM bekerja lebih efektif. Berikut bahan dan alat serta tahapan cara mengaktifkan EM.
Bahan dan alat yang diperlukan:
a.    EM 4
b.    Molase/ gula pasir (merah)
c.    Air
d.    Dirigen 20 liter
e.    Saringan

Dalam proses mengaktifkan EM, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya adalah air yang digunakan untuk membuat EM aktif. Air yang dapat digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.    Air sumur
b.    Air yang terbebas dari residu kimia
c.    Bebas dari pencemaran
d.    Air yang bersih

Adapun untuk molase, gunakan molase yang berkualitas. Kualitas antar pabrik gua bisa berbeda. Semakin baru semakin bagus (maksimum 1 tahun sejak dikeluarkan dar pabrik). Berat jenis molase 1,35 (1 L = 1,35 kg). Sebaiknya molase disimpan dalam tangki yang bersih dan tertutup rapat. Sebelum digunakan, bersihkan kotoran yang tercampur dalam molase dengan cara disaring.

Tahapan pembuatan EM aktif
Cara 1:
a.    Siapkan bahan dengan perbandingan jumlah sebagai berikut:
EM                  : Molase/gula   : Air
5%                   : 5%                 : 90%
1 L                   : 1 L                 : 18 L
b.    Campurkan bahan-bahan tersebut



 







Gambar Pencampuran Bahan

c.    Masukkan ke dalam dirigen dan tutup dengan rapat. Diamkan selama 5 – 10 hari (proses fermentasi). Setiap hari bukalah tutup dirigen untuk mengeluarkan gas.
d.    Setelah 5 – 10 hari EM aktif sudah dapat digunakan apabila sudah tercium bau asam manis

















Gambar Penyimpanan selama Proses Fermentasi

Hasil EM aktif ini masih bisa diperbanyak lagi dengan cara mencampurkan kembali dengan molase/gula dan air dengan perbandingan sebagai berikut:
EM            aktif     : Molase/gula   : Air
1 L             : 1 L                 : 18 L
Hasil pencampuran ini langsung dapat digunakan untuk pupuk tanpa harus memfermentasikan kembali selama 7 hari.


Cara 2:
a.    Siapkan bahan dengan perbandingan jumlah sebagai berikut:
EM                  : Molase/gula   : Air
1 L                   : 1 L                 :  98 L
b.    Campurkan bahan-bahan tersebut
c.    Masukkan ke dalam dirigen dan tutup dengan rapat. Diamkan selama 5 – 10 hari (proses fermentasi). Setiap hari bukalah tutup dirigen untuk mengeluarkan gas.
d.    Setelah 5 – 10 hari EM aktif sudah dapat digunakan apabila sudah tercium bau asam manis
Hasil EM aktif ini tidak bisa diperbanyak sebagaimana cara 1.

Agar kualitas EM aktif terjaga, maka penyimpanan EM aktif perlu dilakukan di tempat yang gelap dan sejuk. Tempat yang baik untuk menyimpan EM aktif yaitu:
a.    Tangki plastik atau tangki stainless stell
b.    Tangki bersih
c.    Tangki yang dapat mempertahankan kondisi anaerob

Kondisi tangki penyimpanan yang harus dihindari yaitu:
a.    Bekas tempat oli atau bahan kimia
b.    Tangki kotor
c.    Tangki logam yang berkarat

EM perlu diaktifkan terlebih dahulu untuk meningkatkan aktivitasnya. Akan tetapi, aktivitas EM setelah aktif ada batasnya. Penggunaan EM aktif sebaiknya dalam jangka 1 bulah setelah proses pengaktifan, karena setelah 1 bulan aktivitasnya menurun drastis. Berikut grafik aktivitas EM setelah diaktifkan:
 












Gambar Aktivitas EM

Adapun pembuatan starter dari hasil bokashi yaitu dengan cara membuat bokashi terlebih dahulu. Berikut skema pembuatan 1 ton Bokashi:












 

















Gambar Skema Pembuatan Bokashi

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat EM 4 sendiri dengan bahan baku yang murah, antara lain:
-       Sampah sayuran, terutama kacang-kacangan
-       Kulit buah-buahan (pisang, papaya, rambutan, mangga dll)
-       Bekatul/ dedak secukupnya
-       Gula merah, sedikit
-       Air beras, secukupnya
-       Sebagai sumber bakteri dapat menggunakan isi usus kambing/ayam, tuak dari nira atau bokashi yang sudah jadi
-       Untuk mengurangi aroma tidak sedap dapat ditambahkan kulit nanas

Pembuatan EM 4
a.    Masukkan sampah sayuran dan kulit buah-buahan yang sudah dipotong kecil-kecil ke dalam wadah berupa kotak atau ember yang memiliki saluran pembuangan.
b.    Tambahkan isi usus/ tuak/ bokashi beserta dedak, gula merah dan air beras.
c.    Tutup rapat dan diamkan selama 1 – 4 minggu. Hasil terbaik diperoleh setelah 4 minggu. Penambahan bahan-bahan EM 4 dapat terus dilakukan setiap minggu.
d.    Cairan EM 4 yang mengalir lewat saluran pembuangan ditampung dalam ember. EM 4 yang dihasilkan ini dapat ertahan hingga 6 bulan.









Gambar Wadah dengan Saluran Pembuangan

Cara lain apabila EM 4 tidak tersedia, maka dapat  membuat pengganti berupa bio starter. Cara pembuatannya yaitu sebagai berikut:
Bahan – bahan :
  1. 1 gelas air leri (sisa air cucian beras)
  2. 1 gelas air kelapa
  3. ½ ons gula
  4. 1/3 gelas gereh (ikan asin)
  5. 1/3 gelas abu dapur (sisa pembakaran kayu bakar)
  6. 30 cm ares pohon pisang

Cara Pembuatan :
Semua bahan – bahan diatas dicampur jadi satu. Kemudian diletakkan ditempat yang tertutup tidak ada udara ( mis : botol tertutup ) dan didiamkan selama 10 hari. Setelah 10 hari saringlah campuran bahan – bahan tadi.

Dosis :
  • 1 gelas biostarter dicampur dengan 10 liter air.